Rabu, 23 April 2008

berinteraksi dengan Al-Quran


Created



Hasuri

Ichsan


Berinteraksi dengan Al-Quran dilakukan dengan tiga hal:


  1. Berinteraksi Al-Quran dengan membacanya

Allah S.W.T menurunkan Al-Quran ayat pertama "Iqra" sebuah perintah yang tertuju kepada Nabi Muhammad S.A.W baik wilayah lokal maupun universal. Nabi Muhammad S.A.W diperintahkan untuk membaca Al-Quran yang merupakan lafadz dan maknanya bersumber dari Allah S.W.T sehingga membacanya bernilai ibadah.

2. Berinteraksi Al-Quran dengan menghafalnya

Al-Quran adalah kitab yang sesuai dengan kemajuan zaman, kitab yang Allah mudahkan untuk dihafal sesuai dengan firmannya " walaqod yassarna Al-Qurana fa hal mim mudzakir (dan telah kami mudahkan Al-Quran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran)". Tujuan Allah memudahkan menghafal Al-Quran untuk menjaga atau memelihara dari kepunahan dan kehilangan bahasa aslinya seperti kitab taurat dan injil

3. Berinteraksi Al-Quran dengan mentadaburi dan mentafsirkannya

Al-Quran bukan hanya sebatas kitab, yang disebut holy Quran. Melainkan lebih dari itu, ia adalah sumber pengetahuan, penenang hati, penawar obat bagi penyakit hati yang selalu menggersangkan jiwa dan petunjuk ke jalan Allah jalan yang lurus. hakikat dan fungsional ini tidak akan dapat dirajut, kecuali dengan mentadaburi, dan mengetahui makna yang terkandung di dalamnya lewat penafsiran.


HADIST LINTAS PRESPEKTIF

Created


Hasuri

Hadis menurut dua kelompok besar islam ; Kelompok Islam sunni dan kelompok Islam syiah


Defenisi Hadist menurut sunni

Makna hadist menurut kelompok ahli sunnah wal jama'ah. Hadist secara bahasa adalah antonim (lawan) dari al-qadim (lama). secara istilah maka para ulama klasik (dahulu) mendefenisikan dalam tiga bentuk.


pertama. Ilmu Hadist adalah periwayatan yang sandarkan kepada Rasulullah S.A.W berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan terhadap sesuatu yang dilakukan dihadapannya berupa sifat-sifat samail dan sirahnya sebelum atau sesudah diutus ataupula yang disandarkan kepada sahabat inilah disebut ilmu Hadist riwayat.

kedua . Ia bermaksud tarikah jalan atau metodologi yang perlu ditempuh dalam mencari keadaan perwi dalam segi keauntentikan (debt)dan kejujuran (adalah) baik itu cara persambungan sanad(mata rantai transmisi) atau terputusnya sanad maka hadist seperti temasuk dengan ilmu hadist dirayah'.



ketiga: Ia adalah hadist ilmu yang berhubungan dengan pemahaman terhadap lafadz -lafadz matan serta maksud dan tujuan dan isi kandungan makna hadist sebagai sumber hukum sariat berdasarkan kaidah-kaidah bahasa arab dan asas-asas syariat yang bersesuaian dengan keadaan Rasulullah.



Hadist menurut Syiah



Syiah membagi hadist nabi menjadi mutawatir dan ahad. Defenisi keduanya sama seperti yang dikembangkan oleh para muhadist Sunni; Hadist mutawatir adalah yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang jujur dan terjaga dari sifat dusta . Terhadap hadist jenis ini Syiah menerimanya tanpa reserve.

Adapun hadist ahad adalah yang jalur periwayatannya tidak sampai pada derajat mutawatir. Entah hanya diriwayatkan oleh seorang saja atau lebih. Mayoritas ulama Syiah sepakat membolehkan berpegang pada khabar ahad dalam masalah-masalah hukum. Hadist jenis ini terbagi menjadi 4 katagori :
  1. As-saheh ialah bila perawinya seorang imami (Syiah) dan terbukti 'adalah-nya melalui jalan yang benar
  2. Al-hasan ialah bila perawinya seorang imamy dan terbukti tidak seorang pun yang memuji atau mencelanya
  3. Al-muwatsatsaq ialah bila diriwayatkan oleh perawi yang bukan imamy, akan tetapi terkenal tsiqoh dalam meriwayatkan hadist.
  4. Adh-Dhoif ialah yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas seperti bila perawi termasuk orang yang fasiq dan tidak jujur.